"Layla.. Layla.. Layla...

It's about having my mind busy with you
and no one else..."

Layla... (Part 1)

@Deewan el-Ishq Design
Layla bukanlah sebuah sosok spiritual, ia adalah seorang perempuan yang mempunyai raga dan bernafas, ia berasal dari air dan tanah. Tapi kecintaan Qois al-Majnun pada Layla telah membuatnya begitu terampas dan terkuasai sehingga ia tidak lagi membutuhkan mata untuk melihat Layla, tidak pula membutuhkan telinga untuk mendengar suaranya.
Hal ini dikarenakan Qois al-Majnun tidak merasa Layla adalah raga yang terpisah dari dirinya, dan itulah yang membuatnya terus berteriak:

خِيَالُكِ في عَيْنِي واِسْمُكِ في فَمِّي    وذِكْرُكِ في قَلْبِي إلي أين أكتبُ
 
Bayanagnmu dalam pandanganku, namamu mengikat lidahku.
Kenanganmu dalam hatiku, kemana harus kukirim kata-kata yang kurangkai ini.

Dikisahkan bahwa seorang Khalifah mendatangkan Qois al-Majnun dan bertanya kepadanya: “Apa yang terjadi padamu, apa yang membuatmu begini? Kau sudah mempermalukan dirimu sendiri, kau pergi dari rumahmu, kau menjadi hancur dan hilang, siapa itu Layla? Bagaimana kecantikannya? Akan ku tunjukan padamu perempuan-perempuan yang cantik dan menarik. Akan kujadikan mereka sebagai penyelamat kegilaanmu, akan kuberikan mereka semua untukmu.”

Ketika perempuan-perempuan itu tiba, Qois al-Majnun dan mereka dipersilahkan untuk saling melihat. Lalu Qois al-Majnun menundukan kepalanya, melihat kebawah.

Sekarang, angkat kepalamu wahai Qois dan lihatlah!” kata Khalifah.


ٰإنَّ عشقَ ليلى سيف مُمْتَشَق   إِذَا رَفَعْتُ رَأْسِي فسيطِيحُ به

Aku takut,” jawab Qois al-Majnun. “Cintaku pada Layla adalah sebuah pedang yang terhunus. Jika kuangkat kepalaku, pedang itu akan menebasnya.”

Demikianlah, Qois al-Majnun telah tenggelam dalam cinta Layla. Bagaimanapun juga, perempuan-perempuan yang lain juga memiliki mata, bibir dan hidup. Jadi, apa yang sebenarnya dilihat oleh Qois dalam diri Layla sampai ia menjadi seperti ini?

*Laylaa... (Part 1)