"Layla.. Layla.. Layla...

It's about having my mind busy with you
and no one else..."

Al-Qur'an VS Orientalis

Bukan merupakan hal yang rahasia lagi jika para Orientalis beserta antek-anteknya begitu gencar mencari jalan demi melumpuhkan Islam. Salah satu misi mereka yang paling menakutkan adalah adanya usaha untuk meyakinkan umat Islam bahwa sebenarnya Al-Qur'an yang selama ini kita junjung tinggi telah mengalami berbagai perubahan akibat arus zaman. Para orientalis seperti Arthur Jeffery, Goldziher, dan G. Bergtrasser, begitu semangat melakukan berbagai penelitian hanya demi menemukan satu titik kelemahan Al-Qur'an. 

Salah satu universitas terkenal di dunia, Universitas Munich, pernah mendirikan sebuah lembaga kajian Al-qur'an yang menjadi tempat bertemunya para orientalis dan ilmuwan seluruh dunia. Bahkan telah terkumpul ribuan naskah kuno Al-qur'an serta manuskrip-manuskrip asli lainnya dari berbagai negara untuk diteliti dan dicari perbedaannya. Akhirnya, hingga Perang Dunia II, Amerika yang merupakan tempat lahirnya umat Yahudi dan orientalis, memborbadir lembaga kajian tersebut beserta seluruh isinya termasuk manuskrip asli Al-qur'an. Lucunya, kejadian itu dilatarbelakangi oleh kekesalan Amerika yang sudah bosan menunggu hasil penelitian lembaga tersebut. Ternyata, fakta yang terjadi malah membuktikan bahwa Al-qur'an tidak sedikitpun mengalami perubahan dari zaman ke zaman sebagaimana Injil dan kitab suci lainnya. Dalam buku "The History of Qur'anic Text: From Revelation to The Compilation" yang sempat menggemparkan dunia Barat, Prof. Al-A'zami berhasil mematahkan semua teori absurd para orientalis melalui metode ilmiah. Selain melampirkan berbagai data seperti potret mushaf dari masa ke masa, beliau juga memberikan perbandingan dengan memaparkan kelemahan kitab Perjanjian Lama dan Baru. Di akhir tulisannya, Al-A'zami bahkan mewanti-wanti umat Islam tentang bahaya misi Barat (orientalis khususnya).

Al-Qur'an Berbicara Tentang Sains
Salah satu bukti kehebatan Al-qur'an adalah potensinya sebagai sumber dan data di bidang sains. Bahkan hasil kajian ayat-ayatnya melampaui daya nalar dan perkembangan ilmu pengetahuan di zaman sekarang. Secara memukau, Al-Qur'an dengan bahasanya yang mahaindah, mengungkap rahasia di balik alam semesta sehingga mengundang ilmuwan Barat berlomba-lomba menggali isinya.

Beberapa i'jaz Al-qur'an yang berkaitan dengan fenomena alam dapat kita lihat diantaranya:

Pertama, Al-Qur'an memberitakan teori tingkatan udara. Dalam surah Al-An'am ayat 125 disebutkan:" dan barangsiapa yang Allah kehendaki kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit seolah-olah sedang mendaki ke langit." Dalam ayat tersebut terdapat kalimat yashsha'adu fi as-sama' berarti mendaki ke langit. Mengapa Allah menggunakan kalimat mendaki ke langit, bukan mendaki ke puncak gunung misalnya?

Disinilah rahasia makna tersirat di dalamnya yang mengungkap kondisi udara di langit (atmosfir). Realitanya, jika seseorang sedang berada di udara maka tingkatan oksigen yang dihirupnya akan berbeda-beda. Semakin tinggi dia naik ke udara, maka oksigen yang dihirupnya akan semakin sedikit sehingga membuat jalur pernafasannya menyempit. Dari teori ini pulalah muncul ide untuk menciptakan alat bantu pernafasan yang dipakai oleh para astronot.

Kedua, mengabarkan sistem kulit manusia. Para ilmuwan yang bekerja di bidang bedah tubuh dan anatomi telah menemukan rahasia kulit manusia pada abad ke-20. Padahal, jauh sebelum itu, Al-qur'an telah menggambarkannya secara tersirat di dalam surah An-Nisaa' ayat 56 yang berbunyi:"Sesungguhnya orang-orang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak Kami masukkan ke neraka. Setiap kali kulit mereka hangus (oleh api neraka), Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain agar mereka merasakan azab."

Pada mulanya diyakini bahwa sensitivitas (daya meraba dan merasakan sesuatu) pada kulit manusia memiliki tingkatan yang sama di semua bagian kulit tersebut. Namun ternyata penelitian terkini menyatakan bahwa hanya kulit luar manusialah yang memiliki daya sensitif paling besar. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika kulit luar kita hangus atau dibekukan dengan es, maka otomatis kita tidak bisa merasakan apa-apa seperti rasa sakit dan semisalnya. Dalam ayat tersebut Allah mengganti kulit penghuni neraka dengan kulit baru agar selalu merasakan pedihnya azab api neraka. 

Masih banyak ayat Al-qur'an yang penuh dengan pengungkapan rahasia alam, tinggal dikaji lebih dalam saja. Ini merupakan salah satu tugas terberat kita demi menjaga kitab suci yang terus menjadi salah satu bukti kebesaran Sang Pencipta. Nah, jika para orientalis yang notabene bukan penganut Islam saja begitu gigih menggali dan mengkaji Al-Qur'an, kenapa kita tidak?

Cairo, 5 Shafar 1432 H