"Layla.. Layla.. Layla...

It's about having my mind busy with you
and no one else..."

Ibumu Ibumu Ibumu Kemudian Bapakmu

 بسم الله الرحمن الرحيم

وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلا كَرِيمًا (سورة الأسراء : ٢٣)
 
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Israa’: 23). 

Sentot Ali Basya; Sang "Napoleon Jawa"

Sentot, atau nama lengkapnya ialah Sentot Ali Basya Abdullah Mushtofa Prawirodirjo, salah satu buyut dari Sultan Hamengku Buwono 1 (dari garis keturuna ibu). Ia merupakan komandan pertempuran dari pasukan-pasukan pelopor pada saat Perang Dipenogoro. Gelar basya atau pasya adalah gelar yang diilhami oleh para panglima perang di Turki yang di zaman itu menjadi kebanggaan bagi umat Islam di seluruh dunia. 

Sentot Ali Basya adalah panglima perang pangeran Diponegoro yang meskipun usianya ketika dilantik oleh pangeran Diponegoro sebagai panglima besar masih berusia sekitar 17 tahun, namun kecakapannya dalam bertempur dan keberaniannya sangat mengagumkan musuh. Belanda sendiri mengakuinya seperti apa yang tertulis di dalam buku “De Java-Oorlog Van 1825-1830” oleh E.S. De Klerek jilid IV yang menyebutkan; “telah menjelang saatnya bahwasanya ia (Sentot) akan mencengangkan para lawannya dengan suatu manuver (gerakan pasukan) yang dijalankan dengan kemahiran dan keberanianya yang luar biasa bahkan panglima-panglima perang yang berpengalaman sekalipun dapat merasa mujur jikalau mereka dapat memperhatikan tindakan yang demikian. 

Peradaban Islam Melahirkan Revolusi Kimia

Ilmu kimia merupakan sumbangan penting yang telah diwariskan para kimiawan Muslim di abad keemasan bagi peradaban modern. Para ilmuwan dan sejarah Barat pun mengakui bahwa dasar-dasar ilmu kimia modern diletakkan oleh para kimiawan Muslim. Tak heran bila dunia menasbihkan kimiawan Muslim bernama Jabir bin Hayyan sebagai “Bapak Kimia Modern”.

“…para kimiawan Muslim adalahpendiri ilmu kimia,” kata Ilmuwan berkebangsaan Jerman di abad ke-18 M. Will Durant dalam The Story of Civilization IV: The Age of Faith juga mengakui bahwa para kimiawan Muslim di zaman kekhalifahanlah yang meletakkan fondasi ilmu kimia modern. 

Filsafat dan Sejarah

By: Dr. Hassan Hanafi

Sesungguhnya keterkaitan filsafat dengan sejarah bukan hanya terdeteksi dari sejarah filsafat yang identik dengan sejarah pemikiran manusia dan dinamikanya. Melainkan dapat juga terlihat dari kajian filsafat sejarah, yaitu satu proses penalaran yang merekam terhadap perkembangan sejarah, juga alurnya dan upaya mengkaji tentang pranata yang melingkupi perkembangan dan alur  sejarah. Bahkan, pada dasarnya, dengan tanpa menilik kepada faktor sosio-historis dan kondisi faktual filsafat sebagai sebuah keniscayaan dalam rentang sejarah, sejarah filsafat bukanlah sebentuk 'ruang hampa' bagi aliran-aliran dan teori-teori filsafat.

Kronologi Filsafat Dalam Pemikiran Islam; Studi atas buku at-Tafkir al-Falsafi fil Islam

Muqoddimah
Relasi pemikiran Islam dengan filsafat secara historis telah menyita perhatian sarjana  yang intens dengan sejarah pemikiran manusia. Dr. Mustafa Abdul Raziq untuk pertama kalinya mencoba mengkorelasikan hal tersebut dalam magnum opusnya Tamhid litarihil falsafah fil islam dan di tindak lanjuti oleh sarjana lainnya semisal Dr. Hana al-Fahuri dan Dr. Kholil al-Jarr dalam tarikh al-Falsafah al-Arobiyah yang barang kali merupakan buku paling representatif dan menjadi rujukan utama untuk studi peta  kronologi filsafat dalam Islam. 

Studi historis filsafat Islam ini pada gilirannya mulai berkembang menjadi penjurusan kajian yang lebih spesifik, mengena dan mudah di akses

Syaikh Abdul
Halim Mahmud


Abdul Halim Mahmud adalah sarjana Al-Azhar pertama yang ikut  berpartisipasi mengutarakan ide seputar studi ini yang di tulis dengan judul at-Tafkir al-Falsafi fil Islam secara global mengatakan bahwa pemikiran filsafat islam merupakan hasil murni pemikiran muslim dan sudah ada sebelum masa penterjemahan yang di sponsori oleh Dinasti Abbasiyah, walaupun beliau sendiri tidak menafikan kontribusi pemikiran sarjana Yunani setelah terjadi tranformasi pengetahuan melalui penterjemahan karya mereka. 

Kemana anak-anak itu…

Kemana anak-anak kita itu??

Kemana anak-anak yg dilahirkan oleh seluruh bangsa ini dengan keringat, dengan luka, dengan darah dan kematian.

Anak-anak yg dilahirkan oleh sejarah dengan air mata tiga setengah abad, kemana???!! Kemana anak-anak itu???!!

Siapa yang berani-berani menyembunyikan mereka..?? siapa yang menculik mereka?? siapa yang mencuri dan membuang mereka??

Anak -anak yang bernama kemerdekaan, yang bernama hak makhluq hidup dan harkat kemanusiaan. Yang bernama cinta kasih sesama, yang bernama adilnya kesejahteraan, yang bernama keterbukaan dan kelapangan, kemana???!!

Surat Untuk Pemimpin Negara dan Bangsa ku Tercinta

Sungguh NKRI sekarang ini tak ubahnya laksana pasar dalam kisah hikmah Luqman al-hakim & anaknya serta kuda tunggangannya:

‎"Tatkala engkau menaiki binatang tunggangan sementara anak mu berjalan kaki, maka engkau akan di cibir TEGA oleh orang-orang pasar."

"Manakala engkau turun, hingga binatang tunggangan tak dinaiki oleh mu dan anak mu, maka engkau akan di hujat GOBLOK orang-orang pasar."

"Hingga tatkala engkau berdua dengan anak mu menaiki binatang tunggangan itupun engkau akan disebut BIADAB oleh orang-orang pasar."

Al-Farabi; Filosof Muslim Berjuluk Sang Guru Kedua

Biografi Intelektual
Nama lengkapnya adalah Abu Nashr Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Auzalagh. Lahir pada 870 M di desa Wasij, bagian dari Farab, yang termasuk bagian dari wilayah Mā Warā`a al-Nahr (Transoxiana); sekarang berada di wilayah Uzbekistan. Al-Farabi meninggal di Damaskus, ibukota Suriah pada umur sekitar 80 tahun, tepatnya pada 950 M. Di negeri Barat, al-Farabi dikenal dengan nama Avennaser atau Alfarabius. Ayahnya berasal dari Persia (Suriah) yang pernah menjabat sebagai panglima perang Turki. Sedang ibunya berasal dari Turki. 

Panggil Saya Seorang Muslim Nasionalis...!!!!

Terus terang saya merasa gelisah dengan kenyataan faktual akhir-akhir ini di mana agama menjadi alat untuk bertikai. Entah apa yang menjadi isi atau substansi pertikaian tersebut, murni persoalan agama atau agama hanya dijadikan tumbal untuk menutupi tujuan dan motif pertikaian.

Kegelisahan saya tidak terletak pada konteks agama-teologis semata, tetapi juga terkait dengan masa depan bangsa dan Negara. Selaku orang beragama, saya merasa kecewa dengan perdebatan, pertikaian dan aksi kekerasan atas nama agama. Juni tahun 2008, FPI melakukan aksi kekerasan di Monas. FPI tidak cukup dengan ini, biasanya setiap kali bulan Ramadhan FPI melakukan aksi sweeping dan cenderung menutup paska tempat-tempat hiburan.

Bung Karno: Bukan Saya Pencipta Pancasila, Tapi Tuhan!

Beberapa hari yang lalu kita baru saja memperingati Hari Kelahiran Pancasila pada tanggal 1 Juni. Tak dapat dipungkiri, Pancasila mampu mempersatukan bangsa hingga kini. Untuk itu, redaksi akan mengangkat pidato Soekarno terkait Pancasila. Ini adalah kutipan Pidato Bung Karno; 

Pancasila, Ilham Ilahi 
Pada tanggal 1 Juni 1945, beberapa sebelum kita mengadakan proklamasi Agustus ’45, aku telah berkata, Pancasila inilah satu-satunya dasar bagi kita. Baik sebagai bangsa, maupun sebagai Negara, untuk menyadikan bangsa yang kuat utuh, untuk menjadi Negara yang kuat. 

Saudara-saudara, aku mengucapkan suka-syukur kepada Tuhan yang selalu aku tidak lupa saudara-saudara, syukur alhamdulillah kepada tuhan ini mengucapkan suka-syukur kepada Tuhan, bahwa Tuhan sebagaimana yang aku, aku terima dan rasakan, telah memberi ilham kepadaku untuk mengusulkan kepada bangsa Indonesia dasar Pancasila ini. 

Kapolda: Kalau Diganti Negara Islam, Apakah Penduduknya Dijamin Masuk Surga...???

Kapolda Jatim mempunyai pandangan bahwa NKRI lebih baik dari pada menjadi Negara Islam Indonesia (NII). Kenapa Irjen Pol Untung S Radjab mempunyai pandangan seperti itu ?

Dihadapan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jawa Timur dan juga mantan anggota NII. Untung menceritakan, saat dirinya menjabat sebagai Kapolwil Besuki, ada orang yang mengajak diskusi tentang perubahan NKRI menjadi NII.

"Saya bertanya, kalau diganti menjadi negara Islam, apakah penduduknya dijamin masuk surga. Jawabannya belum tentu tidak," ujar Kapolda Jatim.

Hari Kebangkitan Nasional

Boedi Oetomo
Kebangkitan Nasional adalah Masa dimana Bangkitnya Rasa dan Semangat Persatuan, Kesatuan, dan Nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang. Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Masa ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli.

Al-Qur'an VS Orientalis

Bukan merupakan hal yang rahasia lagi jika para Orientalis beserta antek-anteknya begitu gencar mencari jalan demi melumpuhkan Islam. Salah satu misi mereka yang paling menakutkan adalah adanya usaha untuk meyakinkan umat Islam bahwa sebenarnya Al-Qur'an yang selama ini kita junjung tinggi telah mengalami berbagai perubahan akibat arus zaman. Para orientalis seperti Arthur Jeffery, Goldziher, dan G. Bergtrasser, begitu semangat melakukan berbagai penelitian hanya demi menemukan satu titik kelemahan Al-Qur'an. 

Cairo, 1 Januari 2011 M

Malam ini aku merasakan udara yang sangat dingin di langit Cairo, dipenghujung tahun 2009 atau tepatnya di malam tahun baru Masehi 2010, ketika itu aku baru saja pulang kuliah dan sengaja aku mampir ke rumahnya kakak kelas aku yaitu Mas Rajif, karena biasa mampir ke rumah beliau jadi ya gak enak saja kalau gak mampir, apalagi ini di penghujung tahun 2009 dan malam tahun baru 2010, jadi mungkin saja ada sedikit “halawah” (semacam manisan), akhirnya aku naiki satu demi satu tangga yang menghubungkan flatnya mas Rajif dan akhirnya aku tekan bel di luar pintu dan Alhamdulillah ada yang membukakan pintu, senang sekali rasanya mampir ke flat ini.