"Layla.. Layla.. Layla...

It's about having my mind busy with you
and no one else..."

The Divine Message of The DNA, Gen Kita Beraksi Sebelum Kita Berfikir

By: Dr. Kazuo Murakami

Ada satu hal lagi yang ingin saya bahas sehubungan dengan proses pemikiran manusia.  Sebagian besar orang percaya bahwa otak memainkan peran paling penting dalam mengatur perbuatan kita. Sesungguhnya, sel dan jaringan antar sellah yang melakukan semua pekerjaan itu, dan genlah yang memerintahkan sel-sel tersebut. Otak berfungsi tergantung dari informasi yang tergantung oleh sel-sel otak. Dalam pengertian itu, gen beraksi sebagi panel pengontrol utama tubuh kita. Jika memang benar bahwa kita bias mengontrol mekanisme nyala atau padam pada gen kita, kita harus lebih memahami lagi tentang gen kita. Kita harus memperhatikan pesan-pesan yang kita kirimkan pada gen kita. Bahkan mungkin akan lebih membantu jika kita menyapa gen kita dengan, “Halo ! Senangnya melihatmu baik-baik saja hari ini. Engkau telah bekerja dengan baik.” Karena toh kita terus-menerus melakukan dialog dengan diri kita sendiri, tidak ada salahnya mengarahkan pikiran positif pada gen kita. 

Bahkan tanpa menyadari, kita terus-menerus terlibat dalam percakapan dalam diri kita sendiri. Pada saat cemas, kita mengikuti sebuah skenario yang ditulis dari sisi negatif. Di lain pihak, saat kita keluar pada pagi hari yang cerah, mungkin kita akan berkata, “Wah, sungguh hari yang indah! Senangnya diriku!“  Saat itu sel-sel kita mendapat manfaat. Kita tidak perlu secara visual menangkap sinar matahari terlebih dahulu dan menunggu hingga otak menyampaikan informasi ini keseluruh tubuh. Begitu kita melangkah keluar, saat itu pula sel-sel kita bereaksi terhadap cuaca yang indah dan teraktivasi. Walaupun sel menuruti instruksi dari otak, pada saat yang sama, mereka juga merupakan organisme sendiri yang terpisah. Ini adalah sebuah hal penting dalam mempertimbangkan mekanisme nyala atau padam.

Dalam kenyataannya, kita semua melalui masa-masa ketika kita tidak sehat atau kehabisan tenaga. Anda mungkin menemui masalah di tempat kerja atau mendapat kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain. Pada saat-saat seperti itu memang sulit untuk tidak merasa depresi. Bagaimana caranya agar anda dapat melepaskan diri dari perasaan depresi saat hal seperti ini terjadi? yaitu dengan menyalakan gen-gen yang memberi anda tenaga. Anda dapat mempelajari bagaimana cara melakukan hal ini dengan mengumpulkan semua kebijakan yang telah anda dapatkan selama hidup. Suatu cara yang saya sarankan dari pengalaman saya sendiri adalah dengan membiarkan diri anda terinspirasi, jika tidak ada yang menginspirasi anda saat itu, pikirkanlah kembali suatu saat ketika anda merasa amat tergerak.

Inspirasi adalah kombinasi dari kegembiraan dan semangat yang menyenangkan. Parailmuwan sangat merasakan hal ini ketika baru menyelesaikan sebuah proyek penelitian. Semangat dan kebahagiaan yang saya rasakan setelah saya manulis sebuah makalah yang bagus sungguh tidak ternilai harganya. Saya bahkan pernah tertidur semalam suntuk sambil memeluk sekumpulan berkas yang baru saja saya selesaikan.

Hal lain yang memberi saya inspirasi adalah penelitian saya mengenai gen. dengan meneliti gen berarti saya terlibat dengan mekanisme hidup dan terus-menerus menyaksikan keajaibannya. Hal ini adalah sebuah pengalaman yang sungguh membuat hati tergerak.

Saya percaya bahwa pada saat kita terinspirasi, gen kita tidak pernah menuju kearah yang tidak baik. Saya yakin bahwa saya pastinya memiliki gen-gen yang tidak diinginkan, tetapi saat saya tangah tergerak dan terinspirasi, gen-gen tersebut pun menjadi nonaktif dan sebagai penggantinya, gen-gen bermanfaat teraktivasi. Sebut saja hal ini intuisi atau sebuah hipotesis ilmuwan, namun saat saya merasa terinspirasi, saya dapat merasakan rasa sehat merambat hingga ke dalam sel-sel saya.

Yang memberi inspirasi setiap orang mungkin berbeda-beda. Bagi sebagian orang mungkin berupa pemenuhan hasrat melalui karier mereka, menghabiskan waktu dengan anak-anak mereka, atau menikmati tegangnya memanjat tebing, berkebun, atau menciptakan karya seni. Sesuatu yang tidak berhasil menyentuh satu orang mungkin akan sangat mengherankan orang yang lain. Sebagai contoh, marilah saya perkenalkan Ko Hirasawa, salah satu mentor saya dan mantan pemimpin Universitas Kyoto. Ketika saya masih sebagai mahasiswa, Hirasawa mengisahkan sebuah cerita yang tidak pernah saya lupakan. Ketika bergabung dengan Departemen Kedokteran Universitas Kyoto, Hirasawa belajar sangat keras sehingga dia hanya tidur sekitar 4 jam setiap malam, seperti Napoleon. Hasilnya dia mengalami gangguan saraf yang parah dan harus kembali ke kota asalnya untuk beristirahat. Suatu hari, ketika tengah berjalan-jalan melintasi sebuah lapangan bersalju, dia mendengar sebuah suara yang mengutipHeiligenstadter testament dalam bahasa Jerman, yaitu sebuah pernyataan yang di tulis Beethoven saat usianya dua puluh delapan tahun. Sebagai mahasiswa yang gemar belajar, Hirasawa telah membaca biografi Beethoven dalam bahasa aslinya yaitu bahasa Jerman saat dia tengah menyelesaikan kuliah Kedokterannya.

Ketika kehilangan pendengarannya, Beethoven sempat mempertimbangkan untuk bunuh diri dan bahkan telah mulai menulis surat wasiat. Namun, setelah melalui  sebuah perdebatan panjang dalam hati, akhirnya dia memutuskan untuk tetap hidup. Saat itulah dia menulis Hiligenstadter Testament sebagai ekspresi dari kesungguhannya. Di dalamnya, dia menulis, “Mungkin aku akan membaik, mungkin tidak; Aku tetap siap…. Terpaksa sudah menjadi seorang filosof  pada usiaku yang dua puluh delapan tahun ini, oh hal ini tidak mudah, dan bagi seorang seniman jauh lebih sulit daripada siapa pun.”

Kata-kata ini menyambar Hirasawa bagaikan petir. “Penderitaanku ini tidak ada apa-apanya!  Beethoven telah mengatasi ketulian, sebuah catatan yang sangat fatal bagi seorang musisi. Aku mungkin tidak memiliki bakat yang besar, tetapi aku punya tubuh yang normal dan sehat, jadi bagaimana aku bias mengeluh? Aku akan menunjukan kepada semua orang bahwa aku bisa mengatasi hal ini!” Hirasawa benar-benar merasa tergerak, dan pada saat itulah neurosis yang dia derita tersembuhkan. Halusinasi pendengaran maupun visual yang sering dia alami setelah mengalami gangguan saraf pun menghilang. Apakah yang dapat menyembuhkan kondisi parah ini dalam sekejap? Menurut saya, emosi mendalam yang dia alami mungkin telah mengaktifkan gen-gen yang menyebabkan penyembuhan dan vitalitas. Pengalamannya ini juga dapat memberi kita inspirasi.